Metronidazole obat apa?
Metronidazole adalah antibiotik yang untuk mencegah dan mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti protozoa dan bakteri, terutama jenis anaerob (dapat hidup tanpa oksigen). Sehingga obat ini dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah operasi, peradangan gigi dan gusi, infeksi trikomoniasis, vaginosis bakteri, amebiasis, serta gardiasis.
Metronidazole tersedia dalam bentuk tablet, sirup, supositoria, ovula dan cairan injeksi. Obat dari golongan antibiotik nitroimidazole ini dapat berinteraksi dan menghambat sistem kerja DNA serta sintesis asam nukleat bakteri dan mikroorganisme rentan lainnya. Sehingga mikroorganisme penginfeksi tidak dapat tumbuh dan akhirnya mati.
Ringkasan Obat Metronidazole
Jenis obat | Antimikroba, antibiotik |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mencegah dan mengobati berbagai infeksi mikroorganisme berupa protozoa dan bakteri anaerob. Seperti pada penyakit amebiasis, tukak yang dipicu H. pylori, trikomoniasis, dan bakterial vaginosis |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori B (boleh dengan syarat) |
Sediaan | Tablet: 500 mg, 250 mg; Syrup: 125 mg/5 ml; Cairan injeksi: 5 mg/ml; Ovula: 500 mg |
Merek | Metronidazole, Flaozil, Grafazol, Metrolet, progyl, Trichodazol, Flagsol, Fladystin, Fladex, Promuba, Flagyl, Flagyl Forte, Trichostatic, Ronazol, Vadazol, Tismazol, Vagistin, Novagyl, Farnat, Omenizol, Itranidasal, Diazole, Molazol, Trogyl, Ronazol, Fladazol, Erbifin, Velazol, Dezolin, Pronazol, Farizol, Miragyl, Vagizol, Trichodazol |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Metronidazole
Fungsi Metronidazole dalam tubuh yaitu untuk mengatasi infeksi mikroorganisme berbahaya seperti protozoa dan bakteri anaerob. Obat ini digolongkan dalam jenis antibiotik kelas nitronidazole yang mampu membasmi bakteri anaerobik serta mengatasi infeksi parasit.
Obat ini bekerja dengan cara berinteraksi dengan DNA bakteri atau protozoa dan merusak struktur heliksnya. Akibatnya terjadi kesalahan baca pada sintesis protein penting dari bakteri dan protozoa yang memicu degradasi dan kematian sel.
Indikasi dan Kegunaan Metronidazole
Mertronidazole digunakan untuk mencegah dan mengatasi infeksi bakteri anaerob dan protozoa parasit dalam tubuh seperti pada beberapa kondisi berikut ini:
- Mencegah infeksi bakteri pasca operasi.
- Mengobati amebiasis akut yang menyerang pencernaan atau biasa disebut disentri amebiasis atau amebiasis extraintestinal yang menyebabkan abses hati.
- Mencegah dan mengatasi infeksi bakteri anaerobik seperti infeksi yang disebabkan Bacteriodes spp, termasuk grup B. fragilis.
- Infeksi bakteri sistemik atau septikemia termasuk yang disebabkan oleh Clostridium spp.
- Terapi untuk infeksi pada tulang dan persendian.
- Mengatasi infeksi pada susunan saraf pusat (SSP), termasuk meningitis, dan abses otak.
- Mengobati endokarditis.
- Infeksi gynekologis seperti endometriosis, endomyometriosis, abses tuba falopi atau pencegahan infeksi setelah prosedur histerektomi atau vaginal cuff.
- Infeksi intra-abdomen termasuk peritonitis, abses intra-abdomen, atau abses hati. (disebabkan oleh bakteri Clostridium spp, Eubacterium spp, Peptococcus spp, dan Peptostreptococcus spp).
- Infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia, emfisema, dan abses paru.
- Infeksi kulit dan jaringan yang disebabkan oleh bakteri Clostridium spp, Eubacterium spp, Peptococcus spp, dan Peptostreptococcus spp.
- Mengobati tricomoniasis yang disebabkan oleh bakteri Trichomonas vaginalis, termasuk sebagai terapi untuk pasangan seksualnya yang mungkin terjangkit.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersentivitas/alergi terhadap metronidazole atau antibiotik jenis nitroimidazole lainnya.
- Pasien yang sedang diterapi dengan disulfiram. Penggunaan obat ini hanya boleh setelah 14 hari setelah penggunaan disulfiram.
- Tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan produk mengandung alkohol atau propylene glycol atau dikonsumsi kurang dari 3 hari setelah penggunaan obat ini.
- Tidak boleh diberikan pada ibu hamil trimester 1 yang mengalami trikomoniasis.
Dosis Metronidazole dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Metronidazole untuk mencegah infeksi anaerob pasca operasi
- Dosis dewasa: 400 mg 8 jam sekali, 1 hari sebelum dilakukan operasi yang kemudian diikuti pemberian melalui IV atau rektal dan dilanjutkan hingga penggunaan secara oral dapat dilakukan kembali.
- Dosis anak-anak:
- Umur kurang dari 40 minggu: 10 mg/kg berat badan dalam dosis tunggal sebelum dilakukan operasi.
- Umur kurang dari 12 tahun: 20 – 30 mg/kg BB dalam dosis tunggal, diberikan 1 – 2 jam sebelum dilakukan operasi.
Dosis Metronidazole untuk mengatasi amebiasis
- Dosis dewasa: 800 mg 3 kali sehari selama 5 hari untuk infeksi pada saluran pencernaan. Untuk infeksi di luar pencernaan dosisnya 400-800 mg digunakan 5 sampai 10 hari atau bisa juga menggunakan dosis 35-50 mg/kg BB dibagi dalam beberapa dosis selama 5 – 10 hari. Maksimal penggunaan 2.400 mg.
- Dosis anak-anak:
- Umur 1 – 3 tahun: 200 mg 3 kali sehari selama 5 hari.
- Umur 3 – 7 tahun: 200 mg 4 kali sehari selama 5 hari.
- Umur 7 – 10 tahun: 400 mg 3 kali sehari selama 5 hari.
Aturan pakai:
- Dalam sediaan oral, gunakanlah obat ini setelah makan dan untuk sediaan supositoria gunakan saat perut kosong atau 1 jam sebelum makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Metronidazole pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Metronidazole
Metronidazole umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Metronidazole meliputi:
- Gangguan neurologis.
- Ensefalopati.
- Kejang.
- Parasthesia.
- Super infeksi.
- Tinitus.
- Nyeri dada.
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala.
- Ruam.
- Halusianasi
Efek Overdosis Metronidazole
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Metronidazole dapat berupa neuropati perifer, toksisitas SSP, kejang, efek disulfiram, mual dan muntah, vertigo serta nyeri epigastrik. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat dengan kandungan Metornidazole atau jenis nitronidazole lainnya.
- Hati-hati penggunaan pada penderita dengan riwayat kejang, diskrasi darah (agranulositosis, leukopenia, neutropenia), serta gangguan fungsi ginjal dan hati berat.
- Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Metronidazole untuk ibu hamil?
Metronidazole masuk dalam golongan obat kategori B untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi pada sistem reproduksi hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Oleh karena itu penggunaan obat ini dianggap cukup aman selama kehamilan trimester 2 dan 3 sementara penggunaan obat ini pada awal kehamilan (trimester I) tidak diperbolehkan.
Bolehkah Metronidazole untuk ibu menyusui?
Metronidazole diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko mengganggu kesehatan bayi. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dihindari. Atau jadwal pemberian ASI dilakukan 12 – 24 jam setelah pemberian Metronidazole.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Metronidazole bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Metronidazole dengan obat-obat berikut:
- Disulfiram, memicu efek psikosis akut yang dapat berakibat fatal.
- Antikoagulan (warfarin), mempotensiasi obat jenis antikoagulan.
- Lithium, meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
- Fenobarbital, phenytoin, menurunkan efektivitas Metronidazole.
- Ciclosporin, busulfan, meningkatkan konsentrasi obat dan efek farmakologisnya.